Struktur dan Tahapan Pembelajaran Yatlunah
“Setiap huruf yang keluar dari lisan anak harus melalui jalan yang benar — dari makhrajnya, dengan sifatnya, dan dalam tertib yang diturunkan oleh ulama tajwid.”
Metode Yatlunah tidak disusun secara acak.
Ia adalah hasil penyusunan yang berdasarkan urutan makhārijul ḥurūf sebagaimana diajarkan oleh Al-Imām Ibnul Jazari رحمه الله, dipadukan dengan pendekatan pedagogik modern yang bertahap dan praktikal.
Guru Qur’an tidak lagi sekadar “mengikuti halaman buku”, tetapi memahami tahapan perkembangan kemampuan membaca Al-Qur’an: dari pengenalan huruf, kefasihan lidah, hingga pemahaman hukum bacaan.
A. Tujuan Utama dari Tahapan Yatlunah
Membentuk bacaan yang fasih dan benar sebelum cepat.
Karena kefasihan adalah fondasi dari semua kemahiran membaca.Menumbuhkan kepekaan telinga dan lidah terhadap bunyi huruf.
Menjadikan proses belajar Al-Qur’an mudah diikuti oleh semua usia.
Menyiapkan guru dan murid menuju tilawah yang tartīl dan penuh adab.
B. Struktur Pembelajaran Yatlunah (Jilid 1 – 6)
Metode Yatlunah dibangun secara tadaruj (bertahap), agar guru dan murid menapaki tangga kefasihan langkah demi langkah.
Berikut peta ringkasnya 👇
Buku Yatlunah Jilid 1
Yatlunah Jilid 1 adalah langkah awal untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan fasih dan tartil, dimulai dari pengenalan huruf hijaiyyah sesuai makhārijul ḥurūf. Disusun secara sistematis dan mudah dipraktikkan, buku ini membantu peserta didik mengenal bentuk, suara, dan tempat keluarnya huruf sejak awal. Metode ini bertujuan mewujudkan generasi yang "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ" — membaca Al-Qur’an dengan sebenar-benar bacaan.


Buku Yatlunah Jilid 2
Yatlunah Jilid 2 memperkenalkan huruf-huruf hijaiyyah berharakat fathah, kasrah, dan dhammah secara bertahap. Peserta didik juga mulai belajar menyambung huruf, membaca mad ṭabī‘ī, serta mad shilah ṣughrā, dengan tetap mengacu pada urutan makhārijul ḥurūf sebagaimana ditetapkan oleh para ulama tajwid. Buku ini dirancang untuk menguatkan dasar bacaan agar peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil dan fasih, sebagaimana firman Allah: "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ".
Yatlunah Jilid 3 membawa peserta didik ke jenjang lanjutan dalam membaca Al-Qur’an, dengan materi seperti tanwin, huruf sukun dan sifatnya, huruf lin, tasydid, nun dan mim bertasydid, hamzah waṣhal, alif-lām qamariyyah dan syamsiyyah, lafdzul jalālah, hingga hamzah qaṭha’. Seluruhnya disusun bertahap dan aplikatif berdasarkan urutan makhārijul ḥurūf, untuk memperkuat kefasihan dan ketelitian bacaan, agar termasuk golongan yang "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ" – membacanya dengan sebenar-benar bacaan.
Buku Yatlunah Jilid 3




Buku Yatlunah Jilid 4
Yatlunah Jilid 4 membimbing peserta didik untuk memahami berbagai hukum bacaan secara lebih mendalam. Buku ini memuat pembahasan tentang mim sukun, dengan hukum-hukum seperti ikhfā’ syafawī, idghām mitslain, dan idzhar syafawī; serta nun sukun dan tanwin, mencakup idghām, idzhar, ikhfā’, dan iqlāb. Selain itu, buku ini juga mengenalkan empat jenis idghām: mutamātsilain, mutajānisain, mutaqāribain, dan mutabā‘idain serta hukum huruf Ra
Seluruh materi disusun secara sistematis agar mudah dipahami dan langsung dapat dipraktikkan, mengarah pada bacaan yang benar dan tartil. Dengan mengacu pada firman Allah: "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ" – “Mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan.”


Buku Yatlunah Jilid 5
Yatlunah Jilid 5 memperluas pemahaman peserta didik terhadap ragam bacaan mad dan hukum lanjutannya. Buku ini membahas Mad Badal, Mad ‘Iwadh, Mad Jaiz Munfashil, Mad Wajib Muttashil, Mad Shilah, Mad Lazim, serta pengenalan huruf-huruf muqatta‘ah dan kaidah saat dua sukun bertemu. Seluruhnya disusun secara bertahap agar peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil, sesuai kaidah tajwid dan makhārijul ḥurūf, menuju bacaan yang "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ" – sebenar-benar bacaan.
Yatlunah Jilid 6 merupakan penutup rangkaian pembelajaran membaca Al-Qur’an secara bertahap dan sistematis. Buku ini membahas kaidah lanjutan seperti hukum Waqaf, alamat waqaf, Saktah, Ibtidā’, Raum & Isymām, yang tidak termasuk Raum, Tashīl, Imālah, An-Nabr, kata-kata bertanda khusus, hingga pengenalan tujuh jenis Alif. Semua disusun agar peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan, ketelitian, dan sesuai dengan kaidah yang diwariskan para ulama, menjadi bagian dari mereka yang "يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ" – membacanya dengan sebenar-benar bacaan.
Buku Yatlunah Jilid 6




C. Alur Pembelajaran bagi Guru Qur’an
Setiap guru Yatlunah hendaknya mengikuti alur berikut:
Talaqqi terlebih dahulu
Guru mendengarkan dan memperbaiki bacaan dari pembimbing bersanad.
(tidak mengajar sebelum menguasai jilid sebelumnya).Ajarkan dengan Pendengaran (Sima‘)
Setiap pelajaran dimulai dengan mendengarkan contoh, lalu murid menirukan.Perkuat dengan Visualisasi dan Gerak Mulut
Guru menunjukkan posisi lidah, tenggorokan, atau bibir sesuai makhraj.Latihan Berulang dan Perbaikan Lembut
Tidak berpindah halaman hingga makhraj dan sifat huruf benar.Gunakan Lembar EBTA / Evaluasi Akhir
Di akhir setiap jilid, lakukan evaluasi membaca per kata dan hukum.Doakan dan Bimbing Ruhani Murid
Mengajar Al-Qur’an harus dengan rahmah, bukan tekanan.
D. Keterkaitan Antar Jilid: Dari Fasih ke Tartil
Setiap jilid Yatlunah membangun keterampilan baru di atas dasar sebelumnya.
Jika guru melewati satu tahapan, murid akan kehilangan pondasi penting.
Ilustrasinya seperti membangun rumah:
Jilid 1 → pondasi huruf dan makhraj.
Jilid 2–3 → dinding bacaan dasar dan hukum awal.
Jilid 4–5 → atap hukum lanjutan dan kaidah mad.
Jilid 6 → penyempurnaan struktur dan keindahan tartil.
📌 Tanpa pondasi yang kuat (makhraj dan sifat), keindahan bacaan di atasnya akan rapuh.
F. Panduan Evaluasi Tiap Jilid
Yatlunah menyediakan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) di setiap jilid.
Guru dapat menilai dari empat aspek:
Makharijul Huruf : 30%
Sifat Huruf & Hukum Bacaan: 30%
Kefasihan & Kelancaran: 20%
Adab dan Kesungguhan: 20%
Guru dianjurkan menulis catatan khusus untuk murid, bukan hanya angka, agar setiap murid tahu apa yang harus diperbaiki.
G. Tujuan Akhir Pembelajaran Yatlunah
Setelah menyelesaikan enam jilid, murid diharapkan:
Mampu membaca Al-Qur’an dengan benar dan tartil,
Memahami dasar tajwid secara praktis,
Menjaga adab saat membaca,
Serta tumbuh rasa cinta dan takut kehilangan kemuliaan bacaan yang benar.
“Yatlunah bukan hanya membentuk kemampuan membaca,
tetapi menumbuhkan rasa takut kepada Allah ketika membaca.”
Struktur Yatlunah bukan sekadar urutan halaman, tapi peta menuju kefasihan dan ketenangan hati.
Setiap huruf yang benar adalah saksi kesungguhan guru dan murid dalam menjaga warisan suci ini.
﴿وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا﴾
“Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
Sudah memahami struktur dan tujuannya?
Lanjutkan ke bagian berikutnya:
🔗[Mengajar Berbasis Makhraj →]
🔗[Panduan Yatlunah→]
Ruang Hijaiyyah
© Copyright 2025, All Rights Reserved